MATERI IPAS KELAS 3 SD "BAB 8 Bentang Alam Indonesia"
BAB 8
"BENTANG ALAM INDONESIA"
A. Ragam Bentang Alam di Indonesia
![]() |
Gambar. 2 Sumber: Canvaadmin |
Lihatlah permukaan destinasi wisata Pantai Nusa Penida dan Jatiluwih Ubud pada gambar pembuka topik ini. Menurut kalian bagaimana bentuk permukaannya? Apakah terlihat rata? Tentunya nampak
tidak rata. Nah, kenampakan alam seperti itu disebut bentang alam. Bentang alam adalah hamparan alam dengan aneka ragam bentuk permukaan bumi. Ada beberapa jenis bentang alam seperti gunung,
sawah, ladang, lembah, hutan, sungai, laut, pantai, dan selat.
Bentang alam sendiri terdiri dari wilayah daratan dan perairan. Pada pembelajaran kali ini, kita akan belajar mengenai dua wilayah dataran. Ada dataran tinggi dan dataran rendah. Seperti apakah kedua dataran tersebut?
Ayo Mencari Tahu!
![]() |
Gambar. 3 Sumber: canvaadmin |
Dataran dibedakan menjadi dua, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah. Dataran rendah menyediakan tempat bagi manusia, misalnya untuk bertani dan bertempat tinggal. Dataran rendah banyak terdapat di daerah pesisir, sementara dataran tinggi di pegunungan. Dataran rendah di Indonesia terdapat di pantai timur Sumatra, pantai utara Jawa, pantai selatan Kalimantan, Papua bagian barat dan selatan, serta daerah hilir sungai-sungai besar. Dataran tinggi selalu menarik perhatian karena udaranya sejuk dan hasil pertaniannya yang khas. Dataran tinggi banyak terdapat di dekat pegunungan misalnya Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah), Dataran Tinggi Gayo (Aceh), Dataran Tinggi Karo (Sumatera Utara), Dataran Tinggi Toraja (Sulawesi Selatan). Dataran ini biasanya subur sehingga padat penduduknya.
Ayo diskusi!
Bentuklah kelompok sesuai dengan jumlah siswa
Lalu kerjakan LKPD dibawah ini
B. Adaptasi Kita di Daerah dengan Bentang Alam Berbeda
![]() |
Gambar.4 Sumber: canvaadmin |
Setiap makhluk hidup yang berada di permukaan Bumi akan selalu beradaptasi dengan lingkungan. Adaptasi artinya penyesuaian diri setiap makhluk hidup terhadap suatu keadaan. Tentunya hal ini menjadi salah satu strategi bagi setiap makhluk hidup untuk tetap bertahan hidup. Orang lama atau orang yang terbiasa tinggal di tempat yang panas, pasti perlu penyesuaian jika berada di tempat yang dingin. Orang yang tinggal di pesisir, pasti terbiasa dengan makanan laut dan udara yang lembab. Namun, saat berada di pegunungan, ia perlu beradaptasi dengan makanan dan kondisi udara di sana. Lalu, dalam hal apa saja manusia perlu menyesuaikan dirinya? Mari, kita pelajari bersama.
Ayo memahami! Adaptasi manusia
Adaptasi adalah cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup di mana mereka tinggal. Adaptasi ini diperlukan oleh makhluk hidup, karena Bumi memiliki macam-macam kondisi lingkungan. Misalnya, di Gunung Jayawijaya Papua. Di sana suhunya sangat dingin serta banyak terdapat air dan es. Kondisi ini berlainan dengan daerah gurun. Di sana suhunya panas, gersang, dan sulit untuk mendapatkan air.
![]() |
Gambar. 5 |
![]() |
Gambar. 6 |
Sumber: canvaadmin
Manusia memiliki akal dan pikiran sebagai alat untuk beradaptasi dengan berbagai lingkungan yang ada. Akal dan pikiran manusia ini digunakan untuk mencari cara sehingga manusia dapat melakukan perubahan pada lingkungan agar sesuai dengan kebutuhannya. Pada saat berada di dataran tinggi Gunung Jayawijaya Papua maka ia menggunakan jaket tebal untuk menghangatkan tubuh agar bisa bertahan hidup dan beradaptasi dengan kondisi alam. Rumah penduduk yang berada di daerah rawan gempa, diupayakan menggunakan struktur bangunan yang tahan gempa dan tidak mudah retak. Untuk penduduk di kawasan rawan banjir bangunan harus dibuat lebih tinggi dari daratan atau dibuat bertingkat. Ini adalah upaya manusia beradaptasi dengan keadaan alamnya.
Orang-orang yang tinggal di daerah sangat dingin, seperti di Greenland dekat Kutub Utara, memiliki pilihan makanan yang sangat khas. Masyarakat Greenland memerlukan banyak makan
daging untuk menjaga tubuh mereka tetap hangat. Mereka biasanya mendapatkannya dari ikan paus, anjing laut, rusa, atau burung. Sementara di dataran rendah, kuliner khas biasanya berkarakter menyegarkan sehingga membuat tubuh orang-orang yangn mengonsumsinya tidak cepat menghangat. Misalnya, es dan buah-buahan yang banyak terlihat di area pantai.
C. Pengaruh Bentang Alam dengan Keberagaman Budaya
![]() |
Gambar. 8 Sumber: canvaadmin |
Pernahkah kalian melihat bentuk rumah yang berada di dataran tinggi dan dataran rendah berbeda? Dengan kondisi bentang alam Indonesia yang berbeda-beda dari Sabang sampai Merauke, tentu saja memengaruhi keberagaman budaya. Menurut para ilmuwan, tempat tinggal itu dapat memengaruhi kebiasaan suatu masyarakat. Contohnya rumah adat Mbaru Niang di wilayah Pulau Flores. Atapnya berbentuk kerucut, tinggi, dan terbuat dari daun lontar. Fungsinya untuk mengalirkan air hujan dan menahan udara hangat keluar bangunan. Mirip seperti rumah adat “honai” di Papua. Dinding rumah ini juga tidak memiliki jendela. Fungsinya sama, agar membuat dalam rumah tetap hangat.
Di Indonesia, suku-suku yang mendiami kawasan pegunungan tinggi di Papua mempunyai rumah tradisional yang bernama rumah honai. Di dalam rumah honai biasanya orang suku Dani membuat perapian untuk memasak yang sekaligus bisa menghangatkan suhu ruangan. Rumah honai ini dibuat tanpa jendela, dan atap yang rendah. Selain itu, atap rumah honai dari jerami atau ilalang. Tujuannya adalah untuk menjaga dan memerangkap panas agar penghuni tidak kedinginan.
Ayo Bermain!
Bentuklah kelompok sesuai dengan jumlah kelas,
lalu jawablah teka-teki dibawah ini.
Alternantif Diskusi
Hallo, sobat cittara, jadi inilah materi yang bisa dijadikan bahan ajar. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
References ;
Fitri, Amalia, Dkk. 2022. ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL. Jakarta: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kompleks Kemdikbudristek Jalan RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan https://buku.kemdikbud.go.id
Fitri, Amalia, Dkk. 2022. Buku Panduan Guru ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL. Jakarta: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kompleks Kemdikbudristek Jalan RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan https://buku.kemdikbud.go.id
Komentar
Posting Komentar